Advertisement
Gedung PLUT K-UMKM di Kelurahan Banyuasri, Buleleng, menjadi pusat kegiatan ekonomi kreatif dengan dihelatnya Buleleng UMKM Expo (BUE) pada Rabu (26/11/2025). Wakil Bupati Buleleng, Gede Supriatna, secara resmi membuka acara ini yang tidak hanya berfungsi sebagai ajang pamer produk unggulan, tetapi juga sebagai simbol komitmen Pemkab Buleleng untuk beralih dari sekadar pemberian bantuan ke pendampingan dan pembinaan UMKM secara berkelanjutan dan terukur.
Usai pembukaan, Wabup Supriatna berharap lembaga keuangan mitra UMKM dapat lebih aktif berperan dalam proses pendampingan. Selama ini, Pemkab Buleleng memang kerap menyalurkan bantuan kepada petani, peternak, dan pelaku UMKM, namun pendampingan intensif belum berjalan optimal. Hal ini menyebabkan sulitnya pemantauan perkembangan dan penyelesaian tantangan, terutama dalam hilirisasi produk.
Meski begitu, Supriatna optimis dengan perkembangan hilirisasi UMKM di Buleleng. Ia mencontohkan peningkatan nilai tambah produk-produk hasil pertanian yang mulai diolah menjadi barang bernilai ekonomi lebih tinggi. “Buleleng memiliki keunggulan di sektor pertanian dan peternakan, dan industri hilirisasi UMKM di sini sudah menunjukkan kemajuan yang menjanjikan,” ujarnya.
Terkait pendanaan, dia menyebut bahwa meskipun APBD induk 2026 sudah disahkan, peluang pengalokasian dana tambahan untuk UMKM melalui APBD Perubahan masih terbuka. Untuk tahun 2026, Pemkab telah menyiapkan anggaran khusus untuk pengembangan UMKM. Gedung PLUT K-UMKM juga diharapkan dapat berfungsi lebih dari sekadar tempat pelatihan, yaitu sebagai ruang pemasaran produk UMKM secara langsung kepada konsumen.
Kepala Dinas Dagprinkop UKM Buleleng, Dewa Made Sudiarta, menegaskan pentingnya pendampingan dalam meningkatkan kualitas dan daya saing UMKM. Ia menyebut program Buleleng Entrepreneur Academy telah berhasil membina UMKM pemula hingga yang berkembang, terlihat dari partisipasi 36 stan UMKM pemula di expo. “Dengan pendampingan yang tepat, pelaku UMKM mampu meningkatkan kemampuan bisnis, kemasan produk, dan tampil percaya diri,” jelasnya.
Salah satu terobosan pendampingan adalah Layanan Kemasan senilai Rp1,5 miliar, berupa peralatan serta tenaga ahli desain kemasan yang siap membantu UMKM meningkatkan daya tarik produk. Desain kemasan tersebut juga memuat promosi unsur pariwisata dan budaya Buleleng, seperti gambar Tugu Singa. “Kolaborasi dengan sektor pariwisata dan pertanian penting agar produk tidak hanya dijual isinya, tapi juga membawa nilai budaya dan cerita. Melalui barcode pada kemasan, pelanggan bisa mengakses informasi wisata dan budaya Buleleng,” ujar Sudiarta. Konsep ini menjadikan produk UMKM sebagai duta wisata Buleleng yang berjalan seiring dengan pengembangan ekonomi lokal.
Pembukaan Buleleng UMKM Expo 2025 ini menjadi tonggak strategis dalam membangun ekosistem UMKM yang produktif, kreatif, dan kompetitif melalui kolaborasi lintas sektor dan pendampingan menyeluruh.
