Advertisement
BANJAR, KABARNETIZENS.COM Satu persatu peninggalan leluhur nenek moyang masyarakat desa Tigawasa, mulai ditemukan. Salah satunya adalah goa yang diperkirakan dibuat sejak abad ke 15. Goa mungil dari batu paras berdiameter 3x2 meter persegi tersebut dipahat dengan ke dalaman mencapai 7 meter.
Goa yang bersebelahan dengan rumah milik Ketut Santosa itu kini tetap dirawat dan dianggap sebagai salah satu peninggalan leluhur masyarakat Desa Bali Aga khusunya Desa Tigawasa.
Kapiten, sapaan akrab Ketut Santosa mengkisahkan, goa mungil itu menurut pengakuan leluhurnya adalah sebagai tempat persembunyian ketika jaman penjajahan kolonial Belanda selain menghindar dari kolonial Belanda, goa tersebut juga berfungsi sebagai tempat istirahat ketika ada bencana alam.
Uniknya, goa mungil tersebut tampak dari luar hanya berdiameter sekitar 60 cm persegi. Artinya sepintas orang hanya melihat kubangan kecil. Namun jika ditelusuri lebih dalam tampak goa tersebut mampu menampung 5 hingga 6 orang.
Menurut Kapiten, pola pemikiran para leluhur di Desa Tigawasa, khususnya keluarganya memiliki kecerdasan dalam bertindak ketika suatu saat terjadi bencana alam maupun menghindar dari serangan musuh.
Dikatakan Kapiten, ketika terjadi gempa bumi yang berpusat di Seririt sekitar tahun 1976. Saat itu dirinya baru berusia 6 tahun dirinya bersama keluarga mengungsi di dalam goa karena bangunan rumah sebagai mengalami keretakan.
"Saya sendiri pernah mengalami ketika terjadi bencana alam. Keberadaan goa tersebut multi fungsi..dari sini kita bisa ambil hikmahnya kecerdasan para leluhur kita tempo dulu di atas rata rata," kata Kapiten kepada KABARNETIZENS.COM Kamis ( 16/1) saat melihat keberadaan goa peninggalan leluhurnya itu
Menurut Kapiten, peninggalan para leluhur itu menjadi salah satu bukti kuat perjuangan para leluhur dalam mengahadapi rintangan maupun marabahaya yang sewaktu waktu mengancam keselamatan warga.
Masyarakat Bali Aga, kata Kapiten memiliki naluri dan kepekaan sosial yang tinggi serta rasa persatuan cukup kuat." Mayoritas masyarakat Bali yang memiliki bangunan rumah yang terbuat dari tanah liat yang dicampur akar amaupun tumbuhan itu kondisi bangunan cukup kuat disesuaikan dengan kondisi alam,"ujar Kapiten
Sementara perbekel Desa Tigawasa, Made Sudharmayasa jika ditelusuri lebih jauh lagi masih banyak peninggalan sejarah para leluhur Masyarakat Bali Aga yang belum digalih secara maksimal. Ada lima desa.Bali Aga di wilayah kecamatan Banjar itu tentunya memiliki ciri khas dan keunikan masing masing.
Tampaknya para ilmuan dan arkeologi belum maksimal mengeksplorasi keunikan peninggalan bersejarah di Desa Bali Aga. Yang tentunya menambah khasanah budaya lokal yang nyaris diabaikan (redaksi)