Iklan

One Redaksi
Senin 26 2022, Desember 26, 2022 WIB
Last Updated 2022-12-26T11:06:03Z
Kembang apiNataruTerompet

Jelang Tahun Baru Pedagang Terompet-Kembang Api Mulai 'Diserbu'

Advertisement
KabarNitizen-Jelang perayaan tahun baru 2023 sejumlah pedagang terompet dan kembang api mulai bermunculan di Kabupaten Buleleng, Bali. Mereka membuka lapak di sepanjang Jalan Diponegoro. Tepatnya di depan Pasar Anyar Singaraja, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Bali. 

Seperti terpantau, pada Senin (26/12/2022), sejumlah warga di Buleleng cukup antusias mendatangi wilayah itu. 

Salah seorang pedagang bernama Ratna mengatakan bahwa momen pergantian tahun baginya dan para pedagang lain merupakan momentum untuk mengais rezeki dengan menjual terompet hingga kembang api di sekitaran Pasar Anyar. 

Terompet yang dijualnya beraneka macam dari yang paling murah berupa terompet kerucut hingga yang paling mahal yakni terompet dengan pompa angin. 

"Kalau yang kerucut harganya Rp 7000 per buah, itu yang paling murah, kalau yang isi pompa harganya Rp 25 ribu," kata pedagang bernama Ratna saat ditemui,  Senin (26/12/2022). 

Sedangkan untuk kembang api, kata Ratna ia menyediakan berbagai jenis kembang api mulai dari kembang api roman candle, telor naga, kembang api asap, kembang api kawat kecil, hingga kembang api pancaran. Ratna mengaku hanya menjual kembang api saja, kalau mercon dilarang. 

"Di sini hanya jual kembang api yang sudah ada ijinnya saja. Kalau mercon dilarang, ga berani mercon. Kita jual yang ada izin-izinnya saja, harganya paling murah 10 ribu dapat 3, kemudian yang paling mahal itu ada yang harganya Rp 80 ribu, Rp 100 ribu, sampai Rp 120 ribu," jelasnya 

Sementara itu pedagang terompet dan kembang api lainnya, bernama Faisal mengatakan bahwa jumlah pedagang saat ini belum terlalu banyak. Bahkan belum mencapai separuh jumlah pedagang yang biasanya membuka lapak di seputaran Jalan Ponogoro, Singaraja. 

Sebab sebelum pandemi Covid-19 melanda pedagang kembang api yang berjualan di wilayah tersebut, sangatlah banyak. Namun ia bersyukur karena dibandingkan tahun lalu, kini ia bisa berjualan tanpa dibatasi waktu. 

"Dari lama saya jualan di sini, kalau pandemi dulu jualan juga, tapi dibatasi dua jam saja, sekarang bisa jualan sampai malam hari, sampai jam 10 malam," kata pria asal Kampung Kajanan itu.(Red