Advertisement
SINGARAJA, KABARNETIZENS.COM
Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Buleleng akhirnya berhasil merenovasi gedung TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Singaraja, TK ‘Aisyiyah tertua ketiga di Indonesia, setelah di Yogyakarta dan Aceh. Merenovasi gedung TK ini merupakan mimpi panjang bagi PD ‘Aisyiyah Buleleng dan baru terwujud tahun 2025 ini.
Dan yang membuat Ketua Panitia Renovasi Gedung TK ‘Aisyiyah Singaraja, Prof. Siti Maryam, menangis haru, karena modal awal untuk merenovasi gedung TK yang berada di Jl. Merak tersebut hanya Rp 89 juta. Sementara dalam rencana anggaran biaya renovasi dibutuhkan sebesar Rp 1,6 miliar.
Karena itu, saat memberikan sambutan dalam acara tasyakuran atas rampungnya gedung lantai I TK ‘Aisyiyah Singaraja, Ahad (4/5/2025). “Ini bagi kami di Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Buleleng merupakan mimpi panjang untuk bisa merenovasi TK ini,” kata Prof. Siti Maryam, dalam acara yang dihadiri Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Buleleng, H. Moh. Ali Susanto, beserta jajaran pengurus PDM Buleleng, Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Buleleng, pimpinan ortom, sesepuh ‘Aisyiyah Buleleng, kepala sekolah di lingkungan Muhammadiyah Buleleng, wali murid siswa TK ‘Aisyiyah Singaraja, serta undangan lainnya itu.
Prof. Siti Maryam, yang juga Guru Besar di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja itu mengaku terharu atas rampungnya gedung lantai I TK ‘Aisyiyah Singaraja tersebut. Ya meskipun baru lantai I dari dua lantai yang direncanakan.
Ia mengaku, masih dalam bayang-bayang antara mimpi dan kenyataan. Sebab, hanya dengan modal dasar Rp 89 juta, padahal RAB-nya sebesar Rp 1,6 miliar.
“Makanya terus terang saya merasa antara mimpi dan kenyataan, karena RAB kami adalah Rp 1,6 Miliar. Jadi nilai nominal yang sangat besar. Panitia merasa tidak mungkin dalam waktu yang sekali tempuh untuk bisa menyelesaikan renovasi ini,” katanya.
Menurutnya, memang ada dua tahapan untuk renovasi ini. Yang pertama bangunan lantai 1. “Alhamdulillah ini telah selesai dan menghabiskan dana Rp 750 juta, dengan modal dasar Rp 89 juta. Alhamdulillah, kami bisa untuk mengumpulkan dana sekitar Rp 690 juta,” jelas Prof. Siti Maryam tak kuasa menahan tangis harunya. Kata dia, dana yang dihabiskan untuk merampungkan lantai I sebesar Rp 750 juta, sehingga panitia masih terbebani utang.
Meski demikian, kata dia, panitia merasa yakin Allah akan menunjukkan jalan bagi orang-orang yang ingin berbuat kebajikan. “Insya Allah,” katanya.
Prof. Siti Maryam menyampaikan terima kasih kepada para donatur telah memberikan sumbangsih. “Mudah-mudahan kita warga Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah bisa melanjutkan tahap kedua. Untuk diketahui lantai 2 nanti kita desain menjadi bangunan untuk gedung serbaguna. Bukan kelas. Nanti untuk pertemuan-pertemuan,” katanya.
Ia berdoa semoga TK ‘Aisyiyah Singaraja memiliki sebuah gedung yang representatif dan bisa bermanfaat untuk umat. Kata dia, TK ‘Aisyiyah saat ini memasuki usia 71 tahun. Karena 1 April 1954 TK ini berdiri. Menurutnya, usia 71 tahun merupakan usia yang senior.
“Alhamdulillah, kita warga Muhammadiyah yang di dalamnya warga ‘Aisyiyah bisa untuk menjaga TK ini. Membentuk suatu lembaga itu sangat mudah. Tetapi menjaga bagaimana keberlanjutan suatu amal usaha itu diperlukan dedikasi yang tinggi oleh kita semua,” tandasnya.
Hal senada disampaikan Ketua PD ‘Aisyiyah Buleleng, Dra. Supartini. Menurutnya, acara tasyakuran ini sebagai bentuk rasa syukur karena renovasi gedung lantai I TK ‘Aisyiyah Singaraja ini selesai dalam kurun waktu kurang lebih kurang dari satu tahun, dengan keterbatasan ruang gerak sebagai ibu-ibu.
“Untuk itu kami ucapkan terima kasih dan menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya, kepada panitia renovasi yang telah bekerja keras dengan tidak mengenal rasa lelah, tidak mengenal waktu, siang, malam mungkin sampai dibawa mimpi bagaimana cara mencari dana untuk kelanjutan renovasi gedung TK ini,” katanya.
Menurutnya, renovasi lantai I gedung TK Bustanul Athfal Singaraja ini dapat diselesaikan berkat bantuan banyak pihak. “Kami tidak bisa merinci satu per satu. Yang saya ingat, list donasi sampai nomor 370. Datangnya dari para dermawan, para donatur dengan memberikan sebagian hartanya, sebagian rejekinya untuk berinfak, shodaqah dan zakat. Ada juga dengan bantuan tenaga dan juga pikiran,” katanya.
Secara khusus, Supartini menyampaikan terima kasih kepada keluarga dr. Rizani, karena mengikhlaskan rumahnya untuk dipakai proses belajar anak-anak TK ‘Aisyiyah Singaraja selama gedung TK direnovasi.
Sementara Ketua PD Muhammadiyah Buleleng, H. Moh. Ali Susanto, menyebut apa yang dikerjakan ibu-ibu ‘Aisyiyah Buleleng itu luar biasa. Menurutnya, sangat layak kalau Ketua PD ‘Aisyiyah Buleleng maupun Ketua Panitia Renovasi agak berkaca-kaca. Apalagi, maklum ibu-ibu biasanya memang agak melo.
“Alhamdulillah. Sebenarnya bagi kita warga Muhammadiyah, warga ‘Aisyiyah, selama kita menolong agama Allah, gak ada keraguan,” katanya. Menurutnya, warga Muhammadiyah dan termasuk ‘Aisyiyah harus paham betul, seperti Allah katakan bahwa “Akan ada karunia Allah yang paling kalian suka. Yakni pertolongan Allah, dan kebahagiaan atau kemenangan”.
Jadi, lanjut dia, orang yang berjuang di Aisyiyah atau Muhammadiyah kenapa selalu senang selalu bahagia memegangi ayat ini. Selama kita menjadi pembela dan penolong agama Allah tidak usah khawatir, karena Allah SWT akan menolong kita. “Kita selalu yakin dengan pertolongan Allah,” ujarnya.
Meski demikian ia mengingatkan, orang bertawakal kepada Allah itu berbeda dengan nekat. Orang bertawakal itu harus ada satu variabel yang harus selalu melekat, yakni perhitungan. “Jadi ada tawakal, ada ikhtiar. Ada upaya yang kita usahakan sungguh-sungguh. Ketika kita sudah berusaha maksimal kita serahkan kepada Allah,” tegasnya.
Sementara Ustadz Bakhtiar, yang juga Ketua Majelis Tarjih, Tajdid dan Tabligh PDM Buleleng, dalam tausiyahnya menyampaikan, semangat yang dibangun di Muhammadiyah itu adalah semangat keikhlasan dan semangat amal sholeh. “Semua amal usaha di Muhammadiyah itu bisa menjadikan sarana bagi anggotanya, baik Muhammadiyah dan Aisyiyah bisa meraih sebanyak-banyaknya amal sholeh,” katanya.
Menurutnya, apa yang dilakukan ibu-ibu ‘Aisyiyah Buleleng dalam merenovasi gedung TK ‘Aisyiyah Singaraja menjadi amal sholeh. Karena itu, ia mengajak semangat itu terus dibangun sampai renovasi gedung TK ‘Aisyiyah Singaraja rampung seluruhnya. (TIM)