Iklan

Zainuddin Yasin
Rabu 31 2024, Juli 31, 2024 WIB
Last Updated 2024-07-31T04:12:25Z
BeritaBulelengHeadline

Mengintip Jejak Sejarah Seririt: Kota Kecil yang Menjadi Pusat Perdagangan Vital di Bali Utara

Advertisement


Lurah Seririt, I Gusti Ngurah Putu Sugiroyamaguci



Seririt, KABAR NETIZENS.com

Seririt, sebuah kota kecamatan di Buleleng, misteri seputar asal usulnya masih belum terpecahkan. Spekulasi bertebaran di kalangan penduduk tentang bagaimana kota kecil di Buleleng Barat ini muncul dan berkembang. Penduduk memperingati bahwa Seririt dahulu dikenal sebagai pusat perdagangan yang ramai pada tahun 1912 pada zaman kolonial Belanda. Jalan-jalan di sekitar area pusat kota (yang sekarang menjadi bundaran Seririt) dipenuhi dengan pedagang, melayani aktivitas niaga dari berbagai daerah. 


Meskipun sekarang perdagangan di Seririt telah modern, namun warisan historisnya tetap terasa. Asal nama "Seririt" dipercayai berasal dari "Three Street," menggambarkan jaringan perdagangan yang vital di masa lalu.


Namun versi lain yang lebih kuat adalah Seririt asal mulanya nama sebuah pasar, yakni pasar Sri. Ada pula yang menganalogikan adalah Dewi Sri artinya hamparan padi yang menghiasi pandangan mata bagi warga yang melintas.


Sebagai pusat perdagangan yang strategis, Seririt menjadi tempat penting bagi pedagang dari berbagai wilayah, yang berdagang mulai dari hasil bumi lokal hingga barang impor seperti kain. Lurah Seririt, I Gusti Putu Sugiro, mengungkapkan bahwa nama "Seririt" kemungkinan merupakan distorsi dari kata "Three Street," karena sulit diucapkan oleh masyarakat setempat pada masa itu. Di bawah pengaruh kolonialisme, Seririt berkembang pesat dengan infrastruktur yang dibangun untuk meningkatkan konektivitas perdagangan.


Selain itu Seririt juga menjadi pusat perekonomian wilayah Buleleng barat sehingga tak khayal disebutkan sebagai destinasi 3 jalur emas. Seperti trans nasional Jawa Bali..jalur menujuh sejumlah kecamatan di Buleleng Barat sehingga menjadi pusat perekonomian masyarakat yang hampir 24 jam 


Meskipun perannya sebagai pusat perdagangan utama telah berkurang, Seririt tetap menjadi titik pertemuan penting di Bali Utara, selain Singaraja. Penduduk Seririt menunjukkan keberagaman etnis dan budaya, dengan komunitas Tionghoa, Suju Bugis, Madura, Jawa dan Padang dan beberapa etnis lainnya  peranakan yang telah lama menetap di sana dan berkontribusi signifikan terhadap ekonomi lokal.

 

Lurah Gusti Putu Sugito kembali menjelaskan,  pada hakikatnya wilayah keluraha Seririt tidak terlalu luas. Namun penduduknya lumayan padat. Karena menurutnya penduduk lokal seperti, Sulanyah, Lokapaksa, Bubunan, Petemon, Pengastulan dari sekian banyak penduduk lokal yang bermigrasi ke Seririt sehingga menjadi pusat perdagangan ekonomi di Wilayah Buleleng barat.


Selain itu kata Lurah Gusti Sugiro yang rama senyum ini pasca terjadinya peristiwa gempa Bumi Seririt 1976 lalu sehingga banyak penduduk yang bermigrasi di wilayah Seririt


"Saya hanya mengadopsi kata orang, bagi pejabat yang pernah bertugas di Seririt ke depannya sudah memiliki mental yang tangguh. Artinya menghadapi masyarakat Seririt perlu pendekatan psikologi dan edukasi yang menjiwai Krakter mereka, saya rasa itu adalah pola pendekatan pesuasif,"ungkap Lurah Gusti Sugiro, kepada media Selasa (30/7) 



 Pendatang dari berbagai daerah juga turut berperan dalam menciptakan dinamika sosial dan ekonomi yang kaya di kawasan tersebut. Dengan posisi geografis yang strategis, Seririt terus berkembang sebagai pusat perdagangan yang vital, mencakup sektor perdagangan dari barang sehari-hari hingga produk lokal yang khas. Keberagaman masyarakatnya mencerminkan Indonesia yang plural, di mana berbagai etnis dan budaya hidup berdampingan secara harmonis di kota ini.(tim_netizens)