Advertisement
Doglevers (pecinta anjing) Ni Luh Lastrini wanita disabilitas harus bersusah payah menyusuri ladang yang penuh dengan duri untuk bisa melihat dan memberi makan anjingnya. Kegiatan itu ia lalukan setelah pintu utama di tembok oleh pengelola Bali Rumah Singgah Satwa Yanti Rosmiati. Anjing Ni Luh Lastrini dititipkan dikandang sewaan milik Femi Pena Lande Danieal yang join dengan Tok Butet alias Liu di Desa Adat Padanggalak Kesiman Denpasar Bali.
Atas kesepakatan bersama dan saling percaya, kandang hewan seluas enam are tersebut dibagi dua. Bagian depan di tempati Tok Butet, sementara dibagian belakang ditempati oleh Femi Pena Lande Danieal. Namun anehnya, berapa besaran harga sewa keseluruhan nya, Femi Pena Lande Danieal tidak mengetahui, hanya saja Femi Pena Lande Danieal selama setahun dikenakan biaya sebesar Rp 15 juta.
Seiring perjalanan waktu, Tok Butet alias Liu tidak mampu merawat puluhan anjingnnya, lalu anjing tersebut diserahkan kepada yanti Rosmiati alias Tyoros selaku pemilik "Bali Rumah Singgah Satwa".
Sebagai seorang sahabat, Femi Pena Lande Danieal menjadi donatur tetap dari Bali Rumah Singgah Satwa. Sebagai seorang pecinta dan donatur, sudah pasti Femi Pena Lande Danieal selalu menanyakan keberadaan anjingnya yang di percayakan perawatannya kepada Jhohan. Dan anjing Tok Butet yang dirawat Yanti Rosmiati selaku pemillik Bali Rumah singgah.
Betapa terkejut nya Femi setelah menerima laporan kalau anjing anjing tersebut diberi makan jagung. Merasa kecewa Femi pun mempermasalahkan hal tersebut. Tidak terima dengan protes Femi, Yanti Rosmiati marah marah. Akhirnya mereka antara Femi Pena Lande Danieal dengan Tok Butet dan Yanti Rosmiati berseteru dimedia sosial. karena salah paham itulah Femi memilih ingin memindahkan anjing anjing nya Ketempat lain.
Namun saat Ni Luh Lastrini dan Anggara Marantho Aritonang (orang kepercayaan Femi Pena Lande Danieal) ingin memindahkan anjing anjing milik Femi Pena Lande Danieal dihalang halangi oleh Yanti Rosmiati alias Tyoros dan orang orangnya. Sampai pihak Pecalang dan polisi turun ke lokasi. Dan berlanjut mediasi di Polsek Denpasar Timur.
Sementara itu Ni Luh Lastrini pemilik anjing yang menyandang disabilitas harus menerima perlakukan "jahat" pemilik Bali Rumah Singgah satwa yang menutup akses keluar masuk kekandang milik Femi. "saya tidak terima perlakuan mereka yang tidak mempunyai hati nurani, kalau memang cinta binatang, cintailah dengan tulus jangan binatang dijadikan modus untuk mencari keuntungan, " ujar Ni Luh Lastrin
.
"saya menerima kuasa dari Temi untuk memindahkan anjing anjing nya, namun dihalang halangi oleh Yanti Rosmiati dan orang orangnya, begitu juga kami divideoin oleh seseorang dan diposting di medsos mereka, seolah kami yang buat ulah, " ujar Anggara Marantho Aritonang.
Akibat dihalangi oleh Yanti Rosmiati dan kawan kawannya efakuasi anjing pun batal. Anggara tidak patah semangat untuk menyelamatkan hewan hewan yang sempat diberi makan jagung itu. Selang berapa hari kemudian, Anggara datang kelokasi berniat mengefakuasi anjing anjing Femi, ternyata pintu keluar masuk yang selama ini dipakai jalan menuju Kekandang Femi sudah ditembok.
Tidak terima dengan perlakuan tersebut, Anggara sempat mencari pemilik tanah. Pencarian Anggara berhasil dan ia bertemu dengan pemilik tanah yang disewa Femi dan Tok Butet. "setelah saya bertemu pemilik tanah, ternyata penembokan pintu keluar masuk kekandang Femi tanpa sepengetahuan pemiliknya, tidak seperti pengakuan Yanti Rosmiati alias Tyoros, " tambahnya.
Lebih lanjut Anggara mengatakan, Banyak kejanggalan yang terjadi dilokasi penyewaan tanah tersebut, mulai dari ijin lokasi, sampai ijin Bali Rumah Singgah Satwa yang dikelola oleh Yanti Rosmiati alias Tyoros..
"setelah saya menemui kepala desa, ternyata ijin tempat tidak ada, begitu juga ijin Bali Rumah Singgah Satwa juga tidak ada, kejanggalan ini membuat saya curiga, kenapa binatang milik Femi dihalang halangi untuk di pindah, jangan jangan ada niat eksploitasi yang dilakukan pemilik Bali Rumah Singgah Satwa, " kata Anggara berang.
Diketahui, kekisruhan antara Femi Pena Lande Danieal dengan Tok Butet dan kawan kawan menjadi perhatian serius dari kepala desa setempat dan Dinas Peternakan Propinsi Bali (emha_netizens)