Luh Suparwati akhirnya dievakuasi dari kamar Gelapnya

Advertisement

 Luh Suparwati akhirnya dievakuasi dari kamar Gelapnya 

Buleleng_ KABAR NETIZEN

Berakhir sudah Penderita gangguan jiwa  Luh Suparwati,43 asal Banjar Kanginan Desa Bontihing Kecamatan Kubutambahan – Buleleng, Senin (27/2)  ‘berhasil’ dievakuasi dari kamar gelapnya.  Tindakan ini dilakukan menyusul desakan pihak SIMH (Suryani Institute for Mental Health) kepada orangtuanya Wayan Mara, 68 saat berkunjung ke lokasi Minggu (26/2) 

Menurut Ketua Team SIMH, dr Cokorda Bagus Jaya Lesmana, Sp Kj (K) bahwa kondisi Suparwati sangat  memprihatinkan dan segara harus dievakuasi untuk mendapat penanganan di RSUJ Bangli. ‘’Kondisinya kesehataya sudah sangat menurun, karena disamping kurang prawatan juga asupan gizi tidak mencukupi. Matanya sudah jamuran,’’ sambal memperlihatkan foto-foto kondisi kesehatan Suparwati kepada wartawan.

Pada saat bersamaan, Cokorda Bagus Jaya Lesmana atau sering dipanggil Cok Yaya  langsung menghubungi Klian Banjar setempat dan orangtua Suparwati agar segera  segera ditangani dengan serius. Disamping pihak oragtua dan aparat setempat, Cok yaya juga menghubungi atau melakukan koordinasi dengan pihak RSUJ Bangli serta Dinas Sosial menyangkut ‘jalur’ evakuasi atau penjemputan pasien termasuk kendala tentang biaya pengobatan pasien mengingat Suparwati sendiri tidak memilki BPJS kesehatan.

 ‘’Selama ini Luh Suparwati masih belum diregistrasi dengan jelas di Desa karena ada beberapa masala. Karena itu kami menyarankan kepada aparat desa untuk mendaftarkan asuransi kesehatan KIS PIB (Pemberian Bantuan Iuran) yang dibiayani pemerintah supaya tidak membebani keluarga.’’ jelas Cok Yaya kembali. 

Luh Suparwati adalah penderita ganggaun jiwa yang sudah acut. Sekitar tahun 2009, Suparwati pernah mendapatkan penanganan dari SIMH (Suryani Institute for Menatl Health) . Kondisinya sempat semakin membaik. Namun kemungkinan karena keterlambatan penanganan pemberian obat dari keluarga Suparwati sempat kambuh dan ngamuk. Bahkan Suparwati sempat mencederai beberapa orang di kampunya  termasuk bapaknya sendiri hingga tangan kelingkingnya mengalami cacat seumur hidup.

Karena kondiis tersebut saat itu Suparwati langsung dilarikan ke RSUJ Bangli. Menurut penuturan Wayan Mara orangtua Parwati katanya paling tidak keluarganya membawa Suparwati ke RSUJ Bangli sebanyak enam kali.’’Sampai saya pernah dimarahi perawat di sana – sedikit sedikit dibawa ke sini, sedikit sedikit dibawa ke sini, bertahan dulu. Saya jadi malu akhirnya saya pasrah saya ikat di kamar’’ ungkapnya.  Saat menurutnya tidak pernah membawa lagi ke RSUJ Bangli, tetapi justru mengikatnya dengan rantai di kamar gelap. ‘’Saya sudah trauma kalau melepas anak saya, takut ngamuk kembali dan melukai orang-orang,’’ungkap Bapak Suparwati sambal menunjukan jari kelingkingnya yang bengkok.

Bertahun-tahun Suparwati mendekam di kamar gelap, dingin, kotor bau – karena mandi dan buang air di kamarnya. Awal-awal Suparwati bisa diajak berkomunikasi, seiring kesibukan anggota keluarga Suparwati sepertinya kurang mendapat perhatian.

 Orangtuanya yang hanya pensiunan guru,seperti tidak sanggup melihat anaknya menderita atau mengurusnya hingga memilih tinggal di kebun – menjauh dari rumah induknya. Sementara suparwati hanya dirawat oleh adik dan iparnya. Jadilah Suparwati semakin terpuruk meringkuk di kamar gelap. ‘’Karena Parwati masih memliki orangtua, anak-anaknya juga tidak bisa memutuskan,’’ungkap salah seorang keluargag dekat Parwati.

Gayung rersambut, Senin (27/2) aparat desa serta petugas RSUJ Bangli menjemput Parwati dari kamar geapnya untuk bisa dirawat paling tidak tiga bulan lamanya. ‘’Paling tidak keluara bisa bekerja, Parwati bisa dirawat maksimal. Darpada di rumah semua sibuk kasihan dia,’’jelas Cok Yaya.( Yasin)