Iklan

Zainuddin Yasin
Rabu 25 2023, Januari 25, 2023 WIB
Last Updated 2023-01-25T14:42:26Z
BeritaEkonomiGubernur BaliI Wayan KosterIGK Kresna BudiKomisi II DPRD BulelengPerumda Swatantra

Harga Beras Tembus Rp 14 Ribu, Komisi II Desak Gubernur Stop ‘Ekspor’ Gabah Keluar Pulau Bali

Advertisement

KABARNETIZEN |  Buleleng - Tingginya harga  beras dalam 2 pekan terakhir cukup signifikan. Betapa tidak, harga beras  lokal biasanya di jual Rp 11 ribu perkilogramnya kini menembus Rp 13.ribu, bahkan Rp 14 ribu. 


Lonjakan harga beras tersebut disinyalir selain suplai beras dari pulau Jawa dengan berbagai merk, juga diduga kuat 'eksport' hasil gabah ke luar pulau Bali dengan memanfaatkan merk produk  sehingga kembali di jual di Bali dengan harga tinggi.


kenaikan harga beras yang cukup tinggi tersebut membuat  Ketua Komisi II DPRD Bali IGK Kresna Budi mendesak Gubernur Bali Wayan Koster untuk sementara menghentikan mengalirnya gabah hasil petani dikirim keluar Bali.


Pengiriman gabah keluar Bali dimungkinan akan mampu menekan laju inflasi terutama yang disebabkan oleh merangkaknya harga beras dipasaran.


“Kita berharap kepada Gubernur Koster untuk sementara menghentikan dahulu pengiriman gabah keluar Bali.Jika itu bisa dilakukan akan bisa menekan laju inflasi yang belakangan merangkak naik,”kata IGK Kresna Budi,Selasa (24/1-2023).


Dari data Badan Pusat Statistik mencatat produksi gabah sepanjang 2022 yakni Gabah Kering Giling (GKG) pada September 2022 mencapai 499.450 ton atau meningkat 13,5 persen dibandingkan periode yang sama pada 2021 yang produksi GKG 439.830 ton. 


Produksi GKG sepanjang 2022 diproyeksikan mencapai 691.820 ton Peningkatan produksi beras ini juga sejalan dengan luas panen padi hingga September 2022 meningkat 10,18 persen menjadi 83.720 hektare, peningkatan luas panen padi paling tinggi terjadi pada April 2022 dengan luas panen padi 18.310 hektare.


Politisi Golkar yang digadang-gadang menjadi Calon Bupati periode mendatang ini berharap kebijakan untuk menunda pengiriman gabah keluar Bali  setidaknya akan menjadi upaya pemerintah untuk mengurangi resiko atas semakin terbatasnya stok beras yang belakangan telah menipis.


“Selain itu kami juga minta pemerintah agar menaikkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah maupun beras.Jadi selain gabah atau beras produksi Bali tidak kelaur petani juga terbantu dengan dinaikannya HPP,”kata Kresna Budi.


Sementara itu,hingga Bulan Januari 2023 stok beras yang ada digudang Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Swatantra masih mencukupi untuk kebutuhan dua minggu kedepan.


Dirut Perumda Swatantra I Gede Bobi Suryanto mengatakan,stok beras tersebut masih akan ditambah agar ketersediaan beras mencukupi hingga akhir Bulan Januari mendatang


.“Kita saat ini masih memiliki stok beras sebanyak 13 ton dan dalam dua pekan mendatang stok itu akan ditambah hingga mencapai antara 25-30 ton.Ini juga agar posisi kita aman akibat menipisnya ketersediaan beras,”tandas Bobi (Red)